Tiba-tiba Badu (nama samaran) muncul depan saya yang sedang praktek.
“Dok, saya mau curhat!!”
Belum sempat saya merespons, Badu langsung duduk menyerahkan tangan kanan seakan tahu, saya akan segera menensinya.
“Pernahkah Dokter minum obat tensi hingga 4 jenis? Terakhir Clonidine, dari sekali sehari menjadi 3 x sehari. Tahu efek sampingnya? Ngantuk Dok. Karena minumnya hingga 3 x sehari, maka sambil jalan pun terkantuk-kantuk. Saat menemani istri di mal, mau tidur melulu, tapi nggak bisa. Hanya mengantuk tapi tidak bisa tidur.
Mungkin krn lagi jalan kali, masa’ sambil tiduran?
Itu pun jika dosis obat ditambah, tensi hanya turun sekitar 2 minggu kemudian naik lebih tinggi lagi. Sistole sudah 200an, diastole sudah 100. Kalau sdh begini, kepala sakitnya minta ampun. Setiap konsul ke Prof Ginjal (maksudnya Guru Besar Konsultan Ginjal & Hipertensi, dokter Ginjalnya), dosis obat ditambah. Kalau ditanya, sampai kapan begini Prof. Hanya dijawab dengan senyum.”
Belum sempat saya merespons, si Badu melanjutkan curcol-nya, seakan tahu masih banyak pasien antri sesudahnya.
“Satu lagi, pernah Dokter merasakan disuntik heparin 2x sehari. Perut benjal-benjol. Sering keluar darah. Tensoplast sdh di mana-mana.
Dan ini dilakukan sudah 3 tahun. Meskipun sudah diganti dengan Simarc2, malah timbul perdarahan nggak karuan. Thrombo saya Dokter tahu brp? Hanya 30.000 dok, akibat pengencer darah.”
Untung masih hidup kamu Badu, pikiran nakal saya menyeruak.
Saya sempat tidak memperhatikan apa yg dijelaskan Badu, sambil mikir obat apa yang sekarang digunakan Badu, tensinya termasuk normal untuk pasien HD, hasil lab-nya juga bagus. Thrombo sudah 100.000 lebih, DDmer 800 (sedikit tinggi, tapi nggak tinggi2 amat).
“Sekarang kamu minum obat tensi apa Badu? ” , tanya saya menyelidiki.
“Diovan 80mg dok, satu kali sehari, selang-seling satu hari. Kalau rutin, tensi saya drop.”
“Cuma Itu saja?”
“Nah Itu Dok. Tadi Dokter nggak dengar ya. Saya bukan orang yg senang suplemen. Saya juga bukan orang yg tidak patuh minum obat Dokter. Tapi semenjak saya minum Subarashi, kondisi tubuh saya jadi begini.” jelas Badu mesem-mesem.
“Saya juga nggak fanatik Dok, seandainya ada pengobatan yang lebih baik, saya akan coba!! Bagaimana pendapat Dokter?”
“Sudah berapa lama, minum apa itu tadi?”
“Subarashi Dok, sudah jalan 5 bulan dok!”
Duh Badu, apa lagi Subarashi itu. Semenjak di FK hingga praktek 20an tahun, baru kali ini mendengar nama obat yang aneh itu.
Ada yang tahu, apa Itu Subarashi, dan apakah memang sedahsyat Itu khasiatnya??
Tolong dijelaskan ya.
Berterima kasihlah kepada Tuhan Badu, kamu masih hidup saat ini dan bisa memperoleh apa yang kamu inginkan, meskipun itu, menurut Dokter sudah di luar jangkauan ilmu yang Dokter pelajari.
Bagi yang mengerti apa itu Subarashi, tolong jelaskan ke Dokter ya.
Lanjutan kisah di atas,
https://doktererik.com/2023/06/10/review-sop-subarashi-utsukushhii-pada-pasien-cuci-darah/
Response (1)