Penyebab infeksi paru pada pasien cuci darah bermacam-macam, antara lain:
- Sering bolak-balik Rumah Sakit
- Parunya terisi air, tidak kering2
- Karena daya tahan tubuh yang berkurang
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu disampaikan bahwa infeksi paru itu bisa disebabkan oleh berbagai kuman, seperti:
- bakteri yang masih dibagi 2 bagian besar yang spesifik (TBC) dan yang lain (Pneumonia)
- jamur
- virus, seperti Covid, dll.
Terapi
Tentu untuk terapi tergantung kuman penyebabnya. Dokter yang akan menentukan dan melakukan terapi. Kewajiban pasien hanya menuruti nasehat dokter dan tidak lalai / stop minum obat tanpa diketahui dokter.
Penyebab dan solusinya
Ada 3 penyebab pasien cuci darah mudah terkena infeksi paru dan sukar sembuhnya, yaitu:
1. Sering bolak-balik rumah sakit
Seperti diketahui, sebagian besar pengunjung rumah sakit adalah orang sakit. Infeksi paru mudah terjadi hanya dengan menghirup udara yang berkuman. Sangat disarankan meskipun sudah tidak dalam masa PPKM, gunakanlah selalu masker.
2. Paru yang sering becek
Salah satu penyebab infeksi paru yang berulang karena paru-parunya becek. Hal ini disebabkan pasien kurang mampu menjaga asupan cairannya. Mungkin dianggap hutang tarik cairan ok-ok aja. Padahal pasien yang sering hutang tarik cairan bisa berisiko paru2nya becek dan mudah terjadi infeksi, ascites hingga jantungnya membesar. Jadi solusinya adalah carilah berat badan kering dan usahakan setiap HD mencapai berat badan kering tersebut.
3. Daya tahan tubuh melemah
Karena pasien cuci darah tidak bebas mengkonsumsi vitamin yang sebagian besar terkandung dallam buah & sayuran, maka ada risiko daya tahan tubuh melemah. Akibatnya mudah terkena infeksi maupun jika sudah kena, agak sukar sembuhnya meskipun telah diberi antibiotiknya. Oleh karena itu usahakan meningkat asupan protein dan vitamin meskipun harus melalui suplemen atau makanan tinggi protein lainnya.
Selain itu penggunaan kortikosteroid yang terlalu sering mudah menurunkan daya tahan tubuh. Kortikosteroid sering digunakan pasien pada kasus-kasus menggigil (suntik Dexa, suntik Dexa), sehabis transfusi, obat untuk menghilangkan gatal-gatal (yang sering digunakan tanpa konsultasi lagi dengan dokter) , obat transplantasi, dll.). Gunakan obat dokter jika atas anjuran dokter.
Dengan mengetahui faktor-faktor di atas, mudah-mudahan pasien maupun pendamping jadi lebih mudah bekerja sama dengan dokter.
Semoga bermanfaat dan sehat selalu.
Dr. Erik Tapan, MHA
Pemerhati kesehatan Ginjal & Hipertensi
Web: https://DokterErik.com