Bagaimana menyikapi pengobatan alternatif

Indonesia kaya akan pengobatan tradisional

Lagi rame nih pengobatan alternatif. Khususnya saat ini, pengobatan alternatif ala Ibu Ida Dayak, sebuah pengobatan alternatif dari bumi kita sendiri, Nusantara.

 

Begitu viralnya pengobatan tersebut sehingga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.

 

Apakah yang sebaiknya dilakukan?

 

Perkenalkan saya, dr Erik Tapan, seorang dokter yang berminat mempelajari / pengamat pengobatan alternatif/tradisional. Mudah-mudahan pendapat saya ini bisa menambah pemahaman masyarakat luas dan bisa mendudukkan isu yang saat ini sedang hangat secara lebih baik.

 

Perlu dibedakan

Sebaiknya kita membedakan dahulu fenomena pengobatan alternatif/tradisional dari minimal 2 (dua) tatanan. Yang pertama dari sisi tatanan praktis dan yang kedua dari sisi tatanan science / ilmu pengetahuan.

 

Tatanan Praktis

Bahwa ada satu cara yang lahir dati bumi Indonesia tercinta yang bisa menyembuhkan banyak penyakit harus kita syukuri bersama. Sebagai seorang pasien, asalkan bisa sembuh dan tidak melanggar baik norma sosial maupun agama, menurut Dokter, okay-okay saja.

Dokter tahu selain cara penyembuhan ala Ibu Ida Dayak, masih banyak cara penyembuhan lain yang ada di masyarakat kita. Indonesia kaya lho.

Bahkan untuk itu, Pemerintah melalui Kemenkes sudah memiliki peraturan tersendiri jika seorang penyembuh tradisional ingin berpraktik profesional (dalam arti menarik bayaran).

 

Tatanan Science

Mau tidak mau Dokter harus merefer ke apa yang terjadi di negara Cina yang pernah Dokter kunjungi. Di sana, baik pengobatan medis barat maupun timur berjalan bersama dan tidak saling campur. Dalam salah satu rumah sakit Internasional yang Dokter kunjungi (sekitar tahun 1996) ada bagian pengobatan medis ada bagian pengobatan tradisional. Dan kerennya, para penyembuh baik pengobatan medis barat maupun timur memiliki panggilan yang sama, yaitu “Dokter” hingga “Profesor”.

Koq bisa?

Ini terjadi karena pengobatan tradisional mereka bisa di-ilmiah-kan. Bisa dipelajari dan diduplikasi. Artinya siapapun itu, jika berminat menekuni pengobatan tradisional, silakan mempelajarinya.

Inilah kuncinya.

 

Bagaimana dengan di Indonesia? 

Memang posisi pengobatan tradisional di Indonesia belum setinggi di Cina, namun Dokter tahu sudah ada beberapa pengobatan alternatif tradisional Indonesia yang bisa dipelajari dan diduplikasi koq. Tugas pemerintah -jikalau mau- meningkatkan derajat pengobatan tradisional Indonesia menjadi sejajar dengan pengobatan Barat. Mudah-mudahan.

 

 

 

Himbauan

  1. Sebaiknya tidak perlu membenturkan pengobatan medis barat dengan penyembuhan alternatif. Ini dua bidang yang terpisah dan masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya.
  2. Agar bisa memiliki image yang sejajar, pengobatan tradisional/alternatif harus bisa dipelajari dan di-duplikasi.

Ayo kita maju bersama, deh kebaikan bersama.

 

 

Dr. Erik Tapan, MHA

Web Dokter Internet Indonesia, Web Kesehatan dan Perumahsakitan,

https://DokterErik.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *