https://youtu.be/SA8vrhDlZ04
Saat ada salah satu anggota keluarga kita menderita sakit, tentu sebagai orang yang mencintainya berharap agar secepatnya bisa sembuh seperti sediakala. Atau jika kondisinya sudah parah diharapkan bisa segera selesai. Oleh karena itu segala daya upaya akan dikerahkan untuk mengurus sang pasien. Menemani ybs di rumah sakit saat perlu rawat inap, mengantar ke poli jika perlu pemeriksaan dokter, pemeriksaan lab, rontgen, EKG, Echo, menyediakan keperluan ybs, dll.
Prosesnya bisa berlangsung dari mingguan hingga – katakanlah- bulanan. Parah-parahnya bisa 1 – 2 tahun.
Kondisi pasien gagal ginjal
Hal yang berbeda jika anggota keluarga kita perlu cuci darah. Teknologi Kedokteran yang telah berkembang saat ini membuat angka harapan hidup pasien gagal ginjal bisa berlangsung lama hingga puluhan tahun. Sayangnya proses tersebut tidak semulus perkiraan banyak orang. Pasien gagal ginjal bisa “merepotkan” keluarga hingga puluhan tahun. Dan setiap saat ada saja keluhan yang silih berganti. Habis mengeluh ini diikuti keluhan yang lain. Jangan berharap pasien bisa sembuh. Terus menerus begitu hingga ajal menjemputnya.
Apa saja kerepotan itu, nantikan pada tulisan berikutnya.
Salah satu solusi
Salah satu solusi yang bisa dilakukan agar bisa mengurangi sedikit kerepotan adalah belajar. Baik pasien maupun keluarga pasien bisa pelan-pelan belajar (dan menerapkannya) bagaimana hidup dengan proses dialisis / mesin cuci darah. Diharapkan dengan semakin mengerti dan mempraktekkannya, kualitas hidup pasien dan pendamping bisa semakin baik.
Caranya tentu (agar tidak salah kaprah), belajar kepada pihak-pihak yang kompeten, seperti perawat atau dokter yang memahami.
Jika masih memerlukan informasi yang bisa diakses 24 sehari / 7 hari seminggu, silakan menonton video di https://s.id/tipscucidarah atau membaca artikel-artikel di: https://doktererik.com/category/ginjal/
Ok, semoga bisa sedikit membantu. Sehat selalu.
